Aneurisma, Apa dan Bagaimana?
Halaman 1 dari 1
Aneurisma, Apa dan Bagaimana?
Aneurisma adalah suatu keadaan dimana ada daerah yang lemah dan menonjol pada pembuluh darah. Penonjolan ini dapat hanya terjadi di bagian dalam dinding pembuluh darah atau bisa juga membuat pembuluh darah itu menjadi setipis balon. Inilah keadaan yang membahayakan karena sewaktu-waktu aneurisma ini dapat pecah.
Aneurisma di otak dapat bertambah besar dan dapat menekan daerah otak sekitarnya, menimbulkan gangguan yang nyata, seperti sakit kepala, mual-muntah, nyeri atau kaku pada leher, pandangan kabur, atau sensitif terhadap cahaya. Tapi sering yang tidak bergejala apapun, terutama pada aneurisma yang kecil. Aneurisma ini jarang ditemukan dibawah usia 20 tahun, biasanya sering terjadi pada usia yang lebih tua.
Beberapa faktor-faktor risiko dapat mempermudah seseorang untuk mengalami aneurisma, yaitu tekanan darah tinggi, luka trauma pada kepala, merokok, pengguna alkohol, riwayat keluarga yang mempunyai aneurisma dan kelainan bawaan lainnya seperti ginjal polikistik.
Bagaimana aneurisma dapat terjadi? Sampai saat ini, penyebabnya masih tidak diketahui dengan pasti. Kelihatannya, aneurisma terjadi karena tidak adanya lapisan otot pada pembuluh darah tersebut. Sehingga seiring dengan waktu, dimana pembuluh darah sering mengalami kontraksi (mengecil) dan dilatasi (melebar) akan membuatnya menjadi tipis dan teregang. Ini yang lama-kelamaan akan membentuk aneurisma.
Bahaya dari aneurisma yang terbentuk dapat menyebabkan terjadinya stroke atau kematian karena pecahnya aneurisma tersebut. Aneurisma dapat diobati dengan melakukan operasi. Tapi biasanya operasi baru dilakukan untuk mencegah terjadinya perdarahan berulang dari pecahnya aneurisma tersebut. Karena banyak orang yang tidak menyadari akan adanya aneurisma pada dirinya, sampai aneurisma itu pecah dan mengakibatkan stroke atau kematian.
Bagaimana caranya untuk mendeteksi aneurisma? Aneurisma dapat dideteksi dengan melakukan pemeriksaan sinar X (ronsen), Ekokardiografi, CT (computed tomography) Scan dan MRI (magnetic resonance imaging).
Di Amerika sendiri, dari penelitian terlihat sekitar 3-5% populasi masyarakatnya ternyata mempunyai aneurisma otak. Dan lebih banyak dialami pada wanita dibandingkan pria, dengan rasio 3:2.
Aneurisma di otak dapat bertambah besar dan dapat menekan daerah otak sekitarnya, menimbulkan gangguan yang nyata, seperti sakit kepala, mual-muntah, nyeri atau kaku pada leher, pandangan kabur, atau sensitif terhadap cahaya. Tapi sering yang tidak bergejala apapun, terutama pada aneurisma yang kecil. Aneurisma ini jarang ditemukan dibawah usia 20 tahun, biasanya sering terjadi pada usia yang lebih tua.
Beberapa faktor-faktor risiko dapat mempermudah seseorang untuk mengalami aneurisma, yaitu tekanan darah tinggi, luka trauma pada kepala, merokok, pengguna alkohol, riwayat keluarga yang mempunyai aneurisma dan kelainan bawaan lainnya seperti ginjal polikistik.
Bagaimana aneurisma dapat terjadi? Sampai saat ini, penyebabnya masih tidak diketahui dengan pasti. Kelihatannya, aneurisma terjadi karena tidak adanya lapisan otot pada pembuluh darah tersebut. Sehingga seiring dengan waktu, dimana pembuluh darah sering mengalami kontraksi (mengecil) dan dilatasi (melebar) akan membuatnya menjadi tipis dan teregang. Ini yang lama-kelamaan akan membentuk aneurisma.
Bahaya dari aneurisma yang terbentuk dapat menyebabkan terjadinya stroke atau kematian karena pecahnya aneurisma tersebut. Aneurisma dapat diobati dengan melakukan operasi. Tapi biasanya operasi baru dilakukan untuk mencegah terjadinya perdarahan berulang dari pecahnya aneurisma tersebut. Karena banyak orang yang tidak menyadari akan adanya aneurisma pada dirinya, sampai aneurisma itu pecah dan mengakibatkan stroke atau kematian.
Bagaimana caranya untuk mendeteksi aneurisma? Aneurisma dapat dideteksi dengan melakukan pemeriksaan sinar X (ronsen), Ekokardiografi, CT (computed tomography) Scan dan MRI (magnetic resonance imaging).
Di Amerika sendiri, dari penelitian terlihat sekitar 3-5% populasi masyarakatnya ternyata mempunyai aneurisma otak. Dan lebih banyak dialami pada wanita dibandingkan pria, dengan rasio 3:2.
Similar topics
» Bagaimana Cara Memeras ASI?
» Bagaimana Mengatasi Hipoglikemia?
» Bagaimana Caranya Mengatasi Keracunan ?
» Bagaimana Memiliki Jantung yang Sehat?
» Bagaimana Mengatasi Hipoglikemia?
» Bagaimana Caranya Mengatasi Keracunan ?
» Bagaimana Memiliki Jantung yang Sehat?
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|